Rabu, 22 Februari 2012

Naskah Kuno Tanjung Tanah – Kerinci (Jambi)



Sekali lagi saya menemukan bukti kecerdasan orang-orang Nusantara dan kekayaan dari budaya mereka. Semua ini karena telah ditemukannya sebuah naskah kuno yang berasal dari zaman pasca Palawa dengan masih berbahasa Sansekerta. Ini jelas membuat saya pribadi semakin bangga sebagai putra Nusantara terlebih yang dibesarkan di dekat daerah Kerinci – Jambi, kota Bangko tepatnya.


Kitab ini ditemukan di Tanjung Tanah di Mendapo Seleman (terletak sekitar 15 kilometer dari Sungai Penuh, Kerinci, Jambi) dan masih disimpan sampai sekarang oleh pemiliknya. Naskah Tanjung Tanah bukan hanya naskah Melayu yang tertua, melainkan juga satu-satunya naskah Melayu yang tertulis dalam aksara pasca-Palawa yang juga disebut sebagai aksara Malayu, dan naskah pada kitab ini masih menggunakan bahasa Sansekerta.


Tidak hanya itu, yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa nama Kerinci sendiri telah dikenal di Mohenjo-Daroo (India – Pakistan) sekitar 3.500 SM, karena wilayah – kalau boleh dikatakan sebagai kerajaan – ini adalah salah satu penghasil kemeyan, gharu, dan emas yang terbaik di dunia.



Bahan Naskah Tanjung Tanah

Naskah Tanjung Tanah ini telah diteliti oleh Tokyo Restoration & Conservation Center pada Oktober 2004, dan hasilnya menunjukan bahwa bahannya adalah daluang (Broussonetia papyrifera (L.) L’Hér. ex Vent). Daluang, juga disebut dluwang atau daluwang, merupakan salah satu bahan yang telah digunakan sejak dahulu sebagai kain (tapa) atau sebagai bahan tulis. Pemeriksaan mikroskop juga menunjukkan bahwa naskah ini tidak diolesi dengan kanji, dan pada seratnya masih terdapat pektin serta hemiselulose. Biasanya serat kayu yang utuh selalu dibalut oleh serat larut pektin dan hemiselulose.


Pada proses pemurnian kulit kayu daluang untuk digunakan menjadi bahan tulis, kadar kedua hidrat arang biasanya menyusut sehingga tinggal serat murni. Adanya kadar pektin serta hemiselulose dalam sampel naskah Tanjung Tanah menjadi indikator bahwa proses pembuatan naskah termasuk sederhana. Di samping itu permukaan daluang Tanjung Tanah juga termasuk kasar dibandingkan dengan naskah daluang lainnya yang diperiksa sebagai bahan pembandingnya.


Analisis Radiokarbon

Sampel kecil yang dengan izin pemilik naskah Tanjung Tanah diambil dari salah satu halaman yang kosong (yang tidak mengandung tulisan), dikirim ke Rafter Radiocarbon Laboratorydi Wellington, New Zealand, untuk dianalisis dengan menggunakan spektrometer pemercepat masa, accelerator mass spectrometry (AMS). AMS dapat disebut terobosan baru dalam metode pengukuran radiokarbon karena memungkinan analisis radiokarbon pada sampel yang sangat kecil volumenya.


Dengan menggunakan spektrometer, akurasi penentuan umur menjadi semakin tinggi karena metode tersebut mampu melacak unsur C-14 dari bahan uji coba yang amat kecil. Analisis sampel naskah Tanjung Tanah yang diadakan di Laboratorium Rafter menghasilkan umur radiokarbon 553 ± 40 tahun before present (BP) yang sama dengan tahun 1397 M ± 40 tahun (1357 – 1437 M) karena tahun 1950 dianggap sebagai present — (sesuai dengan ketentuan konvensi yang berlaku). Akan tetapi umur yang konvensional tersebut tidak persis sama dengan umur yang sebenarnya karena waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 tahun. Dimana waktu paruh adalah waktu yang diperlukan untuk meluruhkan setengah dari inti atom. Artinya apabila proses peluruhan dimulai pada satu kilogram material radioaktif, material tersebut akan luruh menjadi setengah kilogram dari unsur tersebut.


Selanjutnya setengah kilogram material tersebut akan menjadi setengahnya lagi setelah waktu paruhnya dan seterusnya. Setelah memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi karbon-14 dan selanjutnya penyesuaian dilakukan dengan menggunakan kalibrasi INTCAL98. Setelah diadakan kalibrasi, maka terdapat dua kemungkinan tentang umur naskah Tanjung Tanah: Dengan probabilitas 95,4% naskah Tanjung Tanah jatuh pada kurun waktu 1304 dan 1370 M (44,3%), atau antara tahun 1380 dan 1436 M (51,7%). Persentase yang di kurung adalah distribusi probabilitas yang untuk kedua kurun waktu hampir sama sehingga kita harus menerima kenyataan bahwa penanggalan tidak dapat diadakan dengan sangat tepat. Namun demikian jelas bahwa pohon yang digunakan untuk menghasilkan kertas daluang di tebang antara tahun 1304 dan 1436 Masehi.



Naskah Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah

Transliterasi naskah Tanjung Tanah telah disajikan dalam dua versi, yaitu transliterasi kritis dan transliterasi diplomatis. Transliterasi kritis merupakan salinan teliti secara huruf demi huruf, tanda demi tanda, sedapatnya mencerminkan setiap ciri atau kekhususan teks asli. Sedangkan transliterasi diplomatis yang merupakan salinan luwes yang bertujuan memperkirakan bagaimana bacaan teks tersebut sebagaimana yang dimaksudkan.


Arti beberapa kata

Beberapa kata-kata yang terdapat di dalam UU Tanjung Tanah, jika ditelusuri masih digunakan oleh masyarakat yang berada di sekitar kawasan tersebut, diantaranya:


* Anjing Mawu: Kata mawu sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat Minangkabau untuk binatang yang telah terlatih dengan baik. Anjing mawu artinya anjing terlatih. Burung mawu artinya burung peliharaan yang akan segera berbunyi jika kita bersiul.


Berikut naskah asli dan sedikit terjemahannya, maaf bila masih kurang sempurna:


Halaman 2:




……………………………………..


…çri…ka…satita……….

masa wesaka //

.. ong //..// jYasta masa titi

kresnapaksa //.. // diwasa …

pduka sri maharaja karta………

çri gandawangça mradanamaga…

… saka……. kartabe……….



Halaman 3:




anugraha at..sang…kamtta

nrang pda mandalika di bumi kurinci …

si lunjur kurinci maka ma…

ha sanapati prapatih samaga

t prabalang-balangngan disa pra…

di s..idangnga desa hallat… hallat di desa pradesa ba-


nwa sahaya, jangan………….


Halaman 4:




pda dipatinya yang surang-surang…….

barang tida… da pda dipati, dwa ta

hil sapaha dandanya // sadang

panghulunya bahawumman tYada


ya manurunni, tYada ya manurunni

pahawumman, mangada …kah ka-

lahi, didanda satahil sapa-


Halaman 5:




ha // jaka balawannan kadwa sama

kadanda kadwa // punarapi jaka ma-

ngannakan judi jahi, yang adu mra…

danda satahil sapaha, yang ba-


judi kadanda satahil sapaha su-

rang-surang, gaggah rabut dirampassi ma-

lawan mangunus karris ……. tu-

mbak bunuh / mati bala …… ngaka


Halaman 6:




da dusun nurang dunungngan … rati


maling manyamun dYangkatkan nurang

managih marusak rumah o-

rang maling rusuh cangkal b..tupa

banwakan, sanggabumikan bunuh

anaknya trenyata panjing kedalam

saparu lawan dipati yang dunungngannya

didanda dwa tahil sapaha // pu-


Halaman 7:





narapi jaka orang mamagat pao-

cap wurang dipiraknya olih orang

orang yang mamagat, didanda satahi-

l paha //..// punarapi barang mangu-

bah sukattan gantang cupak ka-

tiyan, kundre bungkal pihayu


didanda satahi sa(pa)ha barang

manunggu orang tida tang amat


Halaman 8:




pda panghulunya orang yang ditunggu

mangadakan rannyah baribin di-

danda satahil sapaha yang

manyuruh pwan sama danda kaowa, ba-


rang mamagang orang tandang bartah…mahu-

lukan judi jadi sabung maling, ba-

rang mamagang didanda satahil sa-


Halaman 9:




paha //..// barang orang nayik ka

rumah orang tida ya barsarru barku-

wat barsuluh, bunuh sanggabu-

mikan salah ta olih mamu-


nuh sanggabumikan oleh dipa-

ti barampat suku, sabu su-

k….xxxnuh sabusuk tida


Halaman 10:




mamunuh //..//maling kambing ma-

ling babi danda sapuluh mas, ma-

ling anjing lima mas, anjing ba-

saja, maling anjing mawu sapuluh


mas, anjing dipati pwan sakYa-

n // anjing raja satahil

sapaha // maing hayam sa-


Halaman 11:




haya orang bagi as pulang duwa //

hayam bannwa sikur pulang tiga //

hayam kutra bagi sikur pulang lima //

hayam dipati ayam anak


cucu dipati bagi sikur pulang tujuh //

hayam raja bagi sa pulang dwa

kali tujuh // hayam banwa lima


Halaman 12:




kupang, hayam pulang manikal //

hayam putra tangngah tiga mas //

hayam hanak cucu dipati ha-

yam dipati lima mas // haya-


m raja sapuluh mas // barang ma-

ngiwat orang, da dandanya satahi-

l sapaha, orang pulang sarupanya //


Halaman 13:




jaka orang tandang bajalan basaja,

bawa minam makan lalukan // ba-

rang sYapa orang mambawa atnya pa-

njalak pasunguhhi hantar tati du-


sun, pakamitkan olih orang pu-

nya dusun // maling tuwak di datas

di bawah didanda lima mas //


Halaman 14:




maling bubu, bubu ditimbunni pa-

di sipanuhnya, jaka tidak tarisi

lima mas dandanya // barang mangubah

panycawida, didanda lima tahil


sapaha // barang bahilang orang mata

karja yang purwa, sakati lima danda-

nya // .. // barbu // barang sYapa ba-


Halaman 15:




rbunyi dusa sangkita, danda dwa ta-

hil sapaha // maling tapbu dipi-

kul dijujung digalas, lima ku-

pang dandanya // jaka dimakan dipaha-


nynya tanamannya tanamkan, saba-

tang di kiri sabatang di kanan dikapi-

t, diganggam sabatang di kiri


Halaman 16:




sabatang di kanan .. dibawa pu-

lang tida dusanya makan tabu itu

maling birah kaladi hubi tuba


dipahamba dwa puluh dwa lapan hari,

tida handak dipahamba, lima mas

dandanya // maling bunga sirih pinang orang

atawa sasanginya, dwa puluh dwa lapan ha-


Halaman 17:




ri d(i)pahamba, tida handak dipaha-


mba lima mas dandanya // maling padi sata-

hil sapaha dandanya // maling hubi

bajujungngan lima kupang, yang tida bajujung-

ngan lima mas dandanya // maling tallu-

r hayam itik prapati ditumbu-

k tujuh tumbuk lima tumbuk orang ma-


Halaman 18:




nangah-i, dwa tumbuk tuhannya mukanya


dihusap dangan tahi hayam tida ta-

risi sakYan tangah tiga mas dandanya //

maling isi jarrat, anjing sikur ya piso

rawut sahalai dandanya // maling

pulut isi pulut langnga satapai-

yan dandanya, tida tarisi tangah tiga


Halaman 19:




mas dandanya // maling kayin, ba-


bat bajeo distar pari rupanya,

sapuluh mas dandanya // maling basi

babajan lima mas dandanya // maling

kuraisani lima mas // maling la-

baja tupang, sapuluh mas dandanya, ti-

da tarisi dibunuh // orang maru-


Halaman 20:




gul si dandanya // orang maragang dwa ta-


hil sapaha, tida tarisi sakYa-

n dibunuh // maling hampangan

tuwak saparah odang sadulang biyu-

ku sikur, babi hutan sikur

tida tarisi sakYan sapuluh mas

dandanya // maling takalak panyali-


Halaman 21:




n hijuk lima kupang // panyalin


mano rutan lima mas // panya-

lin hakar sapuluh mas // maling a-

ntilingngnan lima mas // maling puka-

t jala, tangkul, pasap, tal.a-

y, gitrang, lima mas dandanya, mamba-

kar dangau, babinama dangu paka-


Halaman 22:




rangan orang, babinasa talla le-


nay panaleyyan nurang, ha-

tap dinding lantai rangau, lima mas danda-

nya // punarapi jaka bahutang mas

pirak riti rancung kangca tambaga si-

lamanya batiga puhun // singgan

sapaha hayik mas manikal //

jaka bahutang barras padi, jawa, ja-


Halaman 23:





gung hanjalai, dwa tahun katiga ja-

mba barruk, labih dwa tahun katiga

hingganya manikal // punarapi

jaka orang mambawa parahurang, ti-

da disalangnya, hilang pacah binasa,

dwa mas dandanya // jaka ya disallang…

hilang ta ya pacah binasa saraga


Halaman 24:





nya bayir bali, jaka tida silihhi

sarupanya // tida ya ……………

liwat dari janjang, tuwak sata…..

n hayam sikur kapulangannya //

biduk pangayuh galah, kajang la-

ntai pulangan, itu pwan sakYa-

raknanya // punarapi jaka orang


Halaman 25:





tuduh manuduh, tida saksinya, ti-

da cina tandanya, adu sabung, barang

tida handak sabung jalahkan //

penarapi jaka orang mabuk pan-

ning salah langkah salah kata salah ka(?)-

kakappan, mambayir sapat sica-


ra purwa // punarapi jaka orang ba-


Halaman 26:




dusa sangkita hiram tallihnya,

ballum ta(ng?) suda pda da(pa)ti, dapattan

ta olih jajanang, kanna danda tamu(?)-

wan dwa kali sapaha, sapaha

ka dalam, sapaha pda jajanang

lawan dipati // dipagat olih ma-


ntri muda di luwar hinggan tangngah tiga


Halaman 27:




mas tida jajanang dipati barulih

// jaka baralahhan lima mas samas pa-

rulihan dipati // hinggan sapuluh ma-

s ka datas batahillan, dwa ma-

s parolihan dipati // punarapi pda

bannwa // pda sahaya sapuluh tang-


ngah tiga mas sipattanynya sapu-


Halaman 28:




luh mas pda di(pa)ti tangngah tiga

mas pda orang punya anak // ban-

a jaka ya bapungutkan hanak

nya, dipati dipanggil dahulu

bakarja pda dipati, jaka dipati ku-

diyan olih bakajakan hana-


k didusakan, sakYan ta bunyi-


Halaman 29:




nyatnya titah maharaja dra

mmasaraya // yatnya yatna sidang ma-

hatmya sa-isi bumi kurinci

si lunju kurinci // sasta li-

kitang kuja ali dipati di-

waseban di bumi palimbang di ha…


dappan paduka ari maharaja dra-


Halaman 30:




mmasraya //&//..// barang salah

silitnya, suwasta olih sidang ma-

hatmya samapta //&//

pranamya diwang cri samaleswarang

aum // pranamya cri sadiwam, trelu-


kyadipati stutim, nanadattru (?)


Halaman 31:




dretang waki tnitri satrasamuksaya

m//..// // pranammya

nama, tunduk manyambah, sirsa na(ma) ka-

pala, diwa nama diwata, tre nama su-

rga damYa pratala, dipati nama la-

bih dreri pada sakalliyan


nama nama banyak, dretang na-


Halaman 32:




ma yang dikatakan, satra na-

ma yang satra, samuksayam nama

sarba sakalliyan // & //. //

ini saluka dipati ///


Halaman 33:





………………………….

………………………….

………………………….

dangan mabuka ki(wa?)ka layang……….

mah……………. maka kita baca duwa …

m tujuh …………. juh kali si(?)

yang tujuh kali malam baca da-


ngan sacilas diri danga-


Halaman 34:




n sukacita cuci diri dan

sukacitahan hastari

kita, sahaya kita sakaliyan

sa… marabaya kita …ranak

kita barang siyapa nayapa……..


danya du…wa hini,…………..

guri hanu gara ‘allah hu-

wa huwa nallah &//


Halaman 35:




belum diketahui isinya….


***



Sungguh, betapa Nusantara adalah tempat yang sangat subur untuk sebuah wilayah dan tempat peradaban bangsa. Dan dengan makin banyak ditemukannya bukti-bukti peninggalan sejarah dan arkeologi dari suku-suku yang ada di tanahnya, maka saya pribadi semakin percaya bahwa kita sebagai putra-putri Nusantara memiliki peluang besar untuk kembali menjadi sebuah bangsa yang besar. Bahkan paling besar di dunia, karena kita sejatinya mewarisi kemampuan itu dari para leluhur kita.


Semoga dengan tulisan ini (maaf kalau masih kurang memuaskan) akan makin membangkitkan semangat kita sebagai orang Indonesia untuk terus berpacu dan termotivasi dalam memajukan kehidupan bangsa. Tujuannya tiada lain untuk menjamin kehidupan yang jauh lebih baik dan bermartabat.


Mashudi Antoro

http://www.hawaii.edu/indolang/lokakarya/ms/index.html

Kozok, Uli, (2006), Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, ISBN: 979-461-603-6.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda