Minggu, 25 Maret 2012

Hitler “Hanya” Manusia Putus Asa



Seorang anak kecil yang berkeinginan untuk mencintai seni dalam hidupnya. Anak yang dalam hidupnya cuma ingin menjadi seorang seniman dan menikmati serta menciptakan keindahan di dunia kenapa tiba-tiba malah menciptakan neraka dan kerusakan terbesar sepanjang sejarah umat manusia. Bencana besar yang disebabkan oleh manusia itu sendiri. Ratusan juta jiwa telah melayang dalam peperangan terbesar umat manusia. Semua itu dipicu oleh seorang yang putus asa dalam hidupnya.

Seseorang anak yang mencintai seni dan berharap untuk bisa menjadi seorang seniman besar dalam hidupnya, namun usahanya tersebut mendapat tentangan keras dari ayahnya. Ayah Adolf, Alois Hitler, seorang pensiunan pegawai negeri yang menikahi keponakannya sendiri, ibu dari Adolf, telah memaksakan sang anak untuk mengikuti dirinya. Akibatnya Adolf menjadi sangat benci terhadap ayahnya. Saking bencinya sampai-sampai dia selalu membangkang dengan malas-malasan dalam belajar kecuali pelajaran yang disenanginya yakni seni dan sejarah.

Sang ayah suka sekali melakukan tindakan kasar kepada anaknya Adolf, baik secara verbal lewat kata-kata kasar maupun secara fisik lewat tindakan pemukulan. Adolf pernah dihajar sampai babak belur oleh ayahnya sampai-sampai Ibunya menangis karena tindakan tersebut sambil memohon kepada ayah Hitler untuk menghentikannya.

Adolf terkenal sebagai anak yang bodoh di sekolahnya walaupun sebenarnya dia adalah anak yang pintar. Dia selalu mendapat nilai jelek untuk pelajaran-pelajaran yang dibencinya namun nilai sempurna untk pelajaran yang disukainya yakni seni dan sejarah. Hal tersebut tentu saja membuat Adolf harus mengulang dan tidak naik kelas ketika dia di masa sekolah.

Ayahnya masih belum sadar bahwa anaknya sebenarnya sangat benci terhadap pemaksaan yang dilakukan terhadap dirinya. Sampai suatu hari sang ayah meninggal dan membuat Hitler menjadi semangat lagi untuk menjadi seorang seniman dan membuka kembali harapan yang dia impikan selama ini. Apalagi sang ibu juga menyadari dan mendukung penuh apa yang menjadi keinginan Adolf.Akan tetapi kerika tiba saatnya sang Adolf, seorang pemuda yang ingin melanjutkan jenjang pendidikannya dalam bidang seni mendaftar di sekolah seni di Wina ternyata dia ditolak. Hal tersebut masih belum membuat Adolf putus asa, Ibunya pun masih tetap mendukungnya. Sampai pada penerimaan pendaftaran yang berikutnya dan lagi Adolf kembali gagal. Namun Adolf masih terus berjuang untuk bisa masuk ke sekolah seni tersebut. Ditengah kegagalan yang diterima Adolf , trernyata cobaan berat menerpanya, Kesehatan Ibunya semakin memburuk. Adolf yang berniat mencoba lagi mengurungkan niatnya dan memilih untuk merawat ibunya yang sakit dan menggunakan biaya pendaftaran sekolah untuk berobat sang ibu.

Sampai pada akhirnya, ternyata ibunya harus meniggalkan dirinya. Adolf sangat terpukul dengan kematian ibunya. Akhirnya di tengah keputusasaan dan keharuan, dia mencoba lagi namun tetap saja ditolak. Alasan Hitler ditolak dari sekolah seni tersebut adalah karena hasil karyanya cenderung mengarah kepada gaya arsitektur daripada seni. Sehingga Hitler disarankan untuk mengambil arsitektur. Namun karena bidang arsitektur juga mengharuskan memiliki keahlian lain di bidang yang dia tak menguasainya akhirnya Adolf Hitler pasrah dan memilih untuk menjadi seniman jalanan.

Selama menjadi seniman jalanan, Hitler menjual karyanya dengan menjajakannya di luar. Namun suatu ketika dia pernah tertipu dan karya-karyanya hilang diambil orang sampai Hitler tidak punya modal untuk membuat lukisan dan kembali putus asa. Di saat dirinya menjadi sangat miskin dan hidup menggelandang serta hanya mengandalkan belas kasih orang lain timbul kebencian di dalam dirinya. Penderitaan dan keputusasaan membuat dirinya menjadi seorang yang mengerikan di kemudian hari. Inilah hasil karya seni sang Seniman Adolf Hitler:



hitler paints

hitler paints






hitler dogs

hitler dog's















Bayu Entarto

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda