Minggu, 11 Maret 2012

MERAH PUTIH: lambang NENEK MOYANG NUSANTARA sejak 6000 tahun yang lalu



MERAH PUTIH bukan hanya LAMBANG JAWA tapi lambang NENEK MOYANG NUSANTARA sejak 6000 tahun yang lalu


oleh sebagian masyarakat masih ditafsirkan sebagai “reinkarnasi” simbol-simbol jawa. Memang Muhammad Yamin menuliskan merah putih (gula kelapa) merupakan bendera kerajaan Majapahit di Jawa Timur, dan pernah pula dipakai oleh Kerajaan Mataram di Jawa Tengah.



Kombinasi merah putih dipelihara oleh tradisi Jawa, misalnya dalam upacara selamatan yang menggunakan jenang abang putih (bubur merah putih). Atau dalam pembuatan rumah di kampung-kampung di Jawa masih mensyaratkan adanya kain merah putih yang dibalutkan pada blandar, kayu yang digunakan untuk penyangga kuda kuda atap rumah.

Muhammad Yamin tentu saja tidak setuju jika merah putih merupakan warna tipikal Jawa atau mewakili agama tertentu. Dengan argumen yang penuh data historis, Yamin menegaskan bahwa Kerajaan Sriwijaya di Sumatera yang Budhis juga menggunakan warna ini. Tradisi orang Papua juga menghormati merah putih, misalnya dengan “pepeda” (campuran sagu putih dengan buah soradi berwarna merah). Dalam bukunya yang terkenal, 6000 Tahun Sang Merah Putih (terbit tahun 1951), Yamin menegaskan bahwa usia sang merah putih telah mencapai 6000 tahun, jauh sebelum kebudayaan Jawa terdefinisikan dan sebelum Hindu mendominasi Nusantara.Menurut Yamin, sekitar 6000 tahun yang lalu terjadi perpindahan orang-orang Austronesia ke Nusantara Indonesia melalui semenanjung Malaya dan Philipina. Pada zaman itu manusia memiliki cara penghormatan atau pemujaan terhadap matahari dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai lambang warna putih. Sehingga zaman itu disebut pula zaman aditya candra. Aditya berarti matahari, candra berarti bulan. Penghormatan terhadap merah putih seusia migrasi orang-orang yang kelak di sebut bangsa Indonesia 6000 tahun yang lalu. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan suku atau agama tertentu.


Richadiana Kartakusuma

Asal-Usul Bendera Merah PutihBendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya

kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.


Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.


Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang. Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.


Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda