Tetap Waspadai Gempa di Luar Zona Subduksi
BMKG
Pusat gempa 8,5 SR di Aceh (lingkaran merah).
Gempa yang terjadi di luar zona subduksi tetap harus diwaspadai walaupun memiliki potensi tsunami yang lebih rendah. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rocky Dwi Putrohadi, Kamis (12/4/2012) kemarin.
Seperti yang diberitakan, gempa di Aceh pada Rabu (11/4/2012) terjadi di luar zona subduksi dan merupakan akibat dari sesar miring atau oblique. Dengan demikian, potensi tsunami lebih rendah. Dua gempa besar yang terjadi memang berkekuatan 8,5 skala richter dan 8,1 skala richter. Namun, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tsunami yang terjadi tak sampai 1 meter.
Meski besar gempa hampir sama, namun dampak gempa Rabu kemarin jauh berbeda dengan gempa Aceh tahun 2004 (9,1 Skala Richter). Rovicky menuturkan, gempa di luar zona subduksi tetap harus diwaspadai sebab informasi tentang lokasi pusat gempa tak langsung dampat diketahui masyarakat. "Setiap kejadian gempa di laut, kita tidak langsung tahu apakah itu terjadi di wilayah yang berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak. Jadi setiap gempa laut harus diwaspadai," jelas Rovicky.
Selain itu, gempa di luar zona subduksi juga dapat memicu gempa selanjutnya di luar zona subduksi maupun di zona subduksi. Rovicky menuturkan, gempa Aceh Rabu kemarin bisa mempengaruhi zona subduksi, memicu terjadinya gempa di Mentawai. Jika terjadi gempa besar di laut, masyarakat diharapkan tetap responsif dengan pergi ke wilayah yang lebih tinggi tanpa perlu panik.
Kompas
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda